POTENSI PENGEMBANGAN EKOWISATA
KAMPUNG TADO
MANGGARAI BARAT
16112031
PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
STRATA 1
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA
BALI
KEMENTRIAN PARIWISATA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Labuan
bajo merupakan salah satu destinasi wisata yang masuk dalam sepuluh destinasi
perioritas skala nasional oleh pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata
Indonesia. Destinasi wisata Labuan Bajo berada di Kabupaten Manggarai Barat
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Keberadaaan destinasi wisata ini pada sepuluh
destinasi wisata menyebabkan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan yang
berkunjung ke Labuan Bajo.
Tabel
1.1
Kunjungan
wisatawan 4 tahun terkahir
NO
|
Tahun
|
Jumlah
(Orang)
|
Tingkat Kunjungan
(%)
|
1
|
2014
|
80.626
|
0.00
|
2
|
2015
|
95.411
|
15.50
|
3
|
2016
|
107.711
|
11.42
|
4
|
2017
|
125.078
|
13.88
|
Sumber:
Bps Manggarai Barat, 2019
Tabel
1.1 diatas menunjukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan akan tetapi tidak terlalu singnifkan sepertiyang terjadi
pada tahun 2015 ke tahun 2016. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya
aktivitas kegiatan pemasaran pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah daerah
setempat terhadap pangsa pasar yang dituju (Kasubag Tata Usah TNK dalam
Repubika.co.ci,2019).
Destinasi wisata Labuan bajo memiliki
banyak daya tarik yang dapat disuguhkan kepada setiap wisatawan yang
berkunjung, baik yang basis darat maupun yang dilaut. Dikenalnya destinasi
wisata Labuan bajo semenjak masuknya binatang komodo menjadi salah satu dari
tujuh keajaiban dunia tahun 2011. Selain binatang komodo atau dikenal dengan
Bahasa latin Varanus Komodoensis juga terdapat aktivitas wisata lain, seperti
snorkeling, diving dan aktivitas lagon pada pulau-pulau kecil yang ada
disekitaran taman nasional Komodo.
Selain aktivitas wisata bahari, destinasi
wisata Labuan bajo juga memiliki banyak aktivitas wisata baik aktivitas wisata
budaya, agro wisata, ekowisata dan wisata minat khusus. Aktvitas Ekowisata
memiliki potensi yang sangat tinggi dilakukan oleh wisatawan yang berkunjung ke
Labuan Bajo. Dengan potensi alam yang sangat bagus dan masih terjaga dengan
baik. Dalam prinsip penerapan ekowisata dilihat pada 3 hal besar, yaitu
konservasi, pemberdayaan masyarakat dan edukasi.
Kampung Tado merupakan salah satu
destinasi wisata berlokasi di kecamatan Sano nggoang kabupaten Manggarai Barat.
kampung Tado merupakan salah satu desa wisata yang dikembangkan oleh pemerintah
Kabupaten Manggarai Barat. Secara garis besar desa wisata Kampung Tado belum
dikenal oleh banyak kalangan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Hal
ini berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan yang belum singifikan terjadi.
Akan tetapi dilihat dari potensi wisata, desa wisata kampung Tado memiliki
banyak aktivitas yang dapat dinikmati oleh setia wisatawan tetapi belum secara
menyeluruh diexplor oleh wisatawan yang berkunjung. Hal ini disebabkan karena
belum optimalnya dalam pengembangan terhadaP potensi aktivita ekowisata pada
desa wisata tado. Sehingga memotivasikan penulis untuk meneliti tentang potensi
pengembangan ekowisata di Kampung Tado.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang diankat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
Potensi pengembangan terhadap aktivitas ekowisata dikampung Tado?
2. Apa
saja hambatan dalam pengembangan ekowsiata diKampung Tado?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam melakukan kegiatan
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk
mngetahui Potensi pengembangan terhadap aktivitas ekowisata dikampung Tado
2. Untuk
mengetahui hambatan dalam pengembangan ekowsiata diKampung Tado
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mahasiswa
sebagai persyaratan untuk memenuhi penilaian mata kuliah pilihan ekowisata
serta memiliki wawasan untuk merencanakan produk ekowisata.
2. Kampus
Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Bali sebagai refrensi dalam kegiatan penelitian
yang selanjutnya dapat digunakan oleh mahasiswa/I Stp Nusa Dua Bali pada
perpustakaan.
3. Untuk
desa wisata Kamnpung Tado sebagai refrensi dalam melakukan pengemasan produk
paket ekowisata yang dapat diterapkan pada desa wisata Kampung Tado
4. Bagi
Pemerintah Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta dalam mensubsidi
aktivitas pengembangan ekowisata pada desa wisata Kampung Tado dan menjadi
acuan untuk menerapkan regulasi demi menunjang keberlangsugan aktivitas
ekowisata di desa Kampung Tado.
1.5 Metode Penelitian
1.5.1
Objek
Penelitian
Objek penelitian ini
merupakan potensi pengembangan aktivitas ekowisata di kampong tado yang
merupakan salah satu desa wisata di desa Nampar Macing Kecamatan Sano Nggoang
kabupaten Manggarai Barat
1.5.2
Jenis
dan sumber Data
1. Jenis
Data
a. Data
Kualitative
Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kualitatif artinya hanya mendeskripsikan
tentang hasil dari penelitian secara garis besar. Menurut Sugiyono (2009:15), metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial
yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan
kuantitatif.
b.
Data
kuantitaive
Data kuantitative merupakan data yang bersifat numerik atau angka.
Menurut kasiram, 2008
data kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan proses
data-data yang berupa angka sebagai alat menganalisis dan melakukan kajian
penelitian, terutama mengenai apa yang sudah di teliti.
2. Sumber
Data
a. Data
Primer
Data primer merupakan
data yang dihasilkan melalui penelitian langsung pada lokasi penelitian.
Menurut Uma Sekaran data primer merupakan data
yang diperoleh dari tangan pertama yang berhubungan dengan variable minat untuk
tujuan yang spesifik studi. Sumber data primer adalah responden, kelompok
focus, internet jika informasi tersebut disebarkan melalui internet.
b. Data
sekunder
Data sekunder adalah data
yang didaptkan tidak secara langsung dari lokasi penelitian. Menurut sugiyono
data sekunder merupakan bukan sumber data yang memberikan secara langsung
kepada pengumpul penelitian.
LANDASAN
TEORI
2.1 Konsep
2.1.1
Pariwisata
Pariwisata
merupakan berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah (UU No 10 Thn 2009). Definisi ini mengambarkan bahwa dalam pariwisata
itu merupakan aktivitas yang didukung oleh masyarakat, pemerintah dan swasta
dengan menyediakan berbagai fasilitas untuk menunjang keberlanjutan dari
aktivitas wisata.
Sedangkan
menurut James J Spillane 1982 menyatakan bahawa pariwisata merupakan kegiatan
sebagai ekpresi dari setiap orang untuk keluar dari rutinitas keseharianya
dengan menikmati berbagai keindahan yang dimiliki oleh suatu destinasi untuk
memperoleh keuasan serta dapat mengetahui sesuatu hal baru pada daerah yang
dikunjungi dan memperbaiki kesehatan, menikmati
olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
2.1.2
Pengembangan destinasi
wisata
Menurut
cooper dalam sunarya (2013) bahwa dalam mengembangakan suatu destinasi wisata
sangat perlu diperhatikan pada empat aspek yang menjadi komponen utama, yaitu:
Daya tarik wisata (Attraction), Aksesibilitas (Accessibility), Amenitas
(Amenity) dan Fasilitas Tamabahan (Ancilary).
1. Daya Tarik wisata (Attraction)
Daya
tarik wisata merupakan domain utama yang menawarkan berbagai hal yang unik dam
menarik untuk dinikmati oleh setiap wisatawan yang melakukan kegiatan kunjungan
wisata. Daya tarik ini dapat bersifat daya tarik wisata alam, buatan dan minat
khusus. Menurut suswantor dalam Ida Bagus Kade Wanda, 2018 atraksi yakni pada
destinasi wisata terdapat daya tarik wisata seperti keindahan dan keunikan
alam, budaya dan aktifitas masyarakat setempat, peninggalan bangunan
bersejarah, serta atraksi buatan seperti sarana permainan dan hiburan.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas merupakan
kemudahan orang atau setiap wisatawan untuk mencapai pada suatu daya tarik
wisata atau destinasi wisata. Kemudahan ini dapat berupa akses jalan maupun
infomasi yang dapat dicerna atau digali oleh setia wisatawan baik yang sedang
berkunjung atau pun yang belum melakukan kegiatan kunjungan wisata ke suatu
daya tarik wisata atau destinasi wisata. Menurut Soekadijo dalam Ida Bagus
Kade, 2003 menyatakan bahwa aksesibilitas merupakan tersedianya sarana yang
membuat pengunjung memiliki kemudahan untuk menjangkau sebuah destinasi wisata,
dalam hal ini tersedianya sarana transportasi menuju destinasi wisata dan jarak
destinasi wisata yang terjangkau menjadi hal yang penting.
3. Amenitas
Amenitas merupakan berbagai
komponen penujang pariwisata untuk memnuhi kebutuhan dari wisatawan ketika
berada pada suatu destinasi wisata. Hal ini dapat berupa akomodasi, restoran,
bar, souvenir shop, dll. Amenity(Amenitas) yakni tersedianya sarana penunjang
kebutuhan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata, seperti tersedianya
penjual makanan, minuman, akomodasi dan cinderamata (Sunaryo dalam Ida Bagus
Kade, 2013).
4. Ancillary
Ancillary merupakan
kelembagaan atau pihak yang bertanggung jawab terhadap penggelolaan suatu destinasi
agar berkembangan dengan pesat. Kelembangaan ini dapat berupa lembaga
pemerintah, masyarakat lokal maupun pihak swasta.
2.2 Teori
2.2.1
Wisatawan
Menurut
UU no.10 thn 2009 wistawan adalah orang yang melakukan wisata. Definisi ini
menunjukan bahwa orang yang melakukan kegiatan kunjungan wisata ke suatu daya
tarik wisata atau destinasi wisata merupakan wisatawan.
Visitor – any person
traveling to a place other than that of his/her usual environ-ment for less
than 12 consecutive months and whose main purpose of travel is not to work for
pay in the place visited; (WTO,1995)
Definisi diatas penulis
dapat mengartikan bahwa pengunjung merupakan seorang yang berkunjung ke suatu
tempat ke tempat lain daripada lingkungan biasanya selama kurang dari 12 bulan berturut-turut
dan tujuan utama perjalanannya adalah tidak bekerja untuk mendapatkan bayaran
di tempat yang dikunjungi.
2.2.2
Desa wisata
Desa
wisata merupakan suatu wilayah pedesaan yang dapat dapat dimanfaatkan
berdasarkan unsur-unsur yang memiliki atribut produk wisata secara terpadu
serta dapat menunjukan nuansa keaslian pada desa tersebut, seperti suasan desa,
kehidupan social,budaya dan adat istiadat dan ciri khas arsitektur khas pada
desa tersebut yang dapat disuguhkan kepada setiap wsiatawan yang berkunjung. desa wisata merupakansuatu bentuk integrasi tantara
atraksi,akomodasi, dan fasilitas pendukung yangdisajikan dalam suatu struktur
kehidupanmasyarakat yang menyatu dengan tatacaradan tradisi yang berlaku
(Nuryanti,1993).
Sedangkan Menurut nuryanti
(1993), terdapat tiga konsep utama dalam komponen desa wisata yaitu :
3. Akomodasi
Sebagian dari tempat tinggal
para penduduk setempat dan unit-unit berkembang atas konsep tempat tinggal
penduduk.
4. Atraksi
Seluruh kehidupan keseharian
penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan
berintegrasinya wisatawan sebagai partisipan aktif seperti kursus tari, bahasa
dan lain-lain yang spesifik. Dan yang ketiga adalah keindahan alam, keunikan
dan kelangkaan.
5. Keindahan alam, keunikan dan
kelangkaan desa wisata itu sendiri.
2.2.3
Ekowisata
Ekowisata
merupakan salah satu kegiatan wisata yang basis alam serta bagiamana untuk
tetap menjaga koservasi lingkungan dan keberlanjutanya. Menurut Mukhlison tahun
2000 menyatakan bahwa ekowisata merupakan bentuk wisata yang bertanggung jawab
terhadap kelestarian lingkungan alami, memberi manfaat secara ekonomi serta
tetap menjaga kelestarian budaya lokal.
Jadi kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses kepada
semua orang untuk melihat, mengetahui dan menikmati pengalaman alam,
intelektual dan budaya masyarakat lokal (Hakim, 2004). Kegiatan ekowisata
selain menikmati pemadangan alam pada suatu destinasi juga diharakan dapat
mensejahteraan masyarakat lokal yang berada pada desa wisata tersebut serta
masyarakat atau pun wisatawan dapat mempeoleh tambahan pengetahuan dengan
melaksanakan aktivitas ekowisata pada suatu daya tarik wisata.
2.3 Prinsip-Prinsip
Ekowisata
Dalam
mengembangkan aktivitas Ekowisata terdapat beberapa prinsip-prinsip yang dapat
digaris bawahi demi menunjang aktivitas Ekowisata tersebut. Prinsip-Prinsip
Ekowisata Dalam pengembangan ekowisata terdapat beberapa prinsip yang harus
diterapakan oleh pihak penggelolah baik dari desa adat, pemerintah
daerah/pemerintah desa maupaun dari LSM yang menjadi penanggung jawab terhadap
penggelolaan aktivitas ekowisata. Menurut Ties ada 6 prinsip pengembangan
ekowisata, yaitu:
1. Meminimalisasi
dampak
2. Membangun
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan
3. Memberikan
pengalaman positif, baik terhadap wisatawan maupun tuan rumah
4. Memberikan
keuntungan financial langsung bagi konservasi
5. Memberikan
keuntungan financial dan pemerdayaan bagi warga lokal
6. Meningkatkan
sensitivitas bagi iklim politik, lingkungan maupun social pada negara taun
rumah.
Definisi
diatas menunjukan kompleksitas dalam menunjangan terjadinya aktivitas Ekowisata
baik dari segi keuntungan yang diperoleh Masyarakat lokal sebagai supply side maupun dari sisi wisatawanya
serta aktivitas ekowisata menerapkan sistematis yang memiliki dampak secara
minim terhada kerusakan lingkungan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Gambaran Umum Daya Tarik wisata Kampung Tado
Desa wisata kampung Tado merupakan salah
satu desa yang terletak di desa Nampar Macing kecamatan Sano Nggoang Kabupaten
Manggarai Barat. Jarak dari ibu kota kabupaten Manggarai Barat yang beribu kota
Labuan Bajo adalah ± 2 jam menggunakan speda Motor. Desa wisata Kampung Tado
berada di daerah perbukitan dengan dataran yang cukup tinggi (± 1.700 –an).
Suhu udara pada desa wisata Kampung Tado rata-rata 21-31̊c tiap tahunya dengan
tingkat hujan yang cukup rendah. Desa wisata Kampung Tado diapiti oleh tiga
gunung, yaitu gunung Ndisi dan Gunung Tara dan Gunung Wesa. ketiga gunung ini
merupakan bukan gunung berapi dengan kondisi masih hutan belukar dan masih terawat
dengan baik.
Pada desa wisata Kampung Tado terdiri dari
dua RT (Rukun Warga) yaitu: RT 001 dan RT 002 dengan jumlah masyarakat lokal
yang berdomisili pada desa tersebut adalah ± 350 Jiwa. Kepercayaan dari
masyarakat lokal kampung Tado adalah dominan Kristen Khatolik.
3.1.1 Letak Geografis daya tarik
wisata Kampung Tado
Desa wisata kampung Tado merupakan
satu-satunya desa wisata pada desa Nampar Macing yang telah ditetapkan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Barat. Desa wisata kampung Tado berada
tidak cukup jauh dari jalan umum trans Flores dan dapat diakses menggunakan
speda motor atau kendaraan bus atau pribadi. Secara geografis desa wisata Kampung
Tado diapiti oleh beberapa perkampungan warga dan jauh dengan laut.
Tabel
1.2
Batas
administrasi Desa Wisata Kampung Tado
Arah
Mata Angin
|
Batas
administrasi
|
Utara
|
Kampung
Dahot
|
Selatan
|
Kampung
Noa
|
Timur
|
Kampung
Kumbek
|
Barat
|
Kampung
Bibang
|
Sumber:
Data diolah,2019
3.1.2 Sosial ekononomi dan budaya masyarakat
desa wisata kampong Tado
Masyarakat lokal pada desa wisata kampung
Tado sebagian besar bercocok tanam dan merupakan sektor utama dalam
perekonomian masyarakat lokal. Pertanian yang digeluti oleh masyarakat lokal
pada desa wisata Kampung Tado adalah menanam padi dan sayur-sayuran yang
bersifat musiman. Selain itu masyarakat lokal desa wisata kampung tado juga
bergelut pada sektor komoditas produk lokal, seperti jambu mete, kemiri, vanili
dan coklat yang diperjual belikan secara mentah kepada konsumen dalam
meningkatkan perekonomian masyarakat lokal. Belakangan ini pada komoditas jambu
mete mulai diolah oleh masyarakat lokal untuk dijadikan souvenir pada setiap
wisatawan yang berkunjung ke desa wisata kampung Tado yang totalitas dibuat dan
diperjualkan oleh masyarakat lokal desa wisata kampung Tado. Dalam penggelolaanya
adalah melibatkan Perempuan yang ada pada desa wisata tersebut serta yang
berada disekitar desa wisata kampung tado.
Kebudayaan yang dianuti oleh masyarakat
lokal kampung Tado adalah budaya Manggarai secara umum dengan tetap menerapkan
hukum hidup gotong royong sebagai pedoman hidup social bermasyarakat.
Kebudayaan dari masyarakat lokal desa wisata kampung Tado juga merupakan bagian
dari daya tarik yang ditampilkan untuk setiap wisatawan yang melakukan kegiatan
kunjungan wisata.
3.2
Potensi pengembangan aktivitas ekowisata di desa wisata Kampung Tado
3.2.1 Aktivitas ekowisata di Desa
wisata Kampung Tado
Pada desa wisata kampung Tado, terdapat
beberapa aktivitas ekowisata yang dilakukan oleh wisatawan ketika mengunjungi
desa wisata tersebut.
1. Menyaksikan
pementasan Tarian caci
Pementasan
tarian caci merupakan salah satu daya tarik wisata yang biasanya disuguhkan
oleh masyarakat lokal kepada setiap wisatawan yang melakukan kegiatan kunjungan
wisata ke desa wisata kampung Tado. Yang menarik dalam pementasan tarian caci
ini adalah selain dipentaskan oleh masyarakat lokal wisatawan juga dilatih
serta ikut terlibat dalam memainkan tarian caci baik antara sesama wisatawan
maupun dengan masyarakat lokal.
2. Makan
makanan khas Kampung Tado
Setiap
wisatawan yang berkunjung ke desa wisata kampung Tado juga mendapatkan
kesempatan untuk memasakan dan dilanjutkan dengan mencicipi makanan-makanan
khas masyarakat lokal, seperti: Songkol yang terbuat dari Ubi, bombo (jagung
yang dimasak dan dicampuri dengan buncis dan santan kelapa), dll.
3. Menenun
Setiap
wistawan yang mengunjungi desa wisata Kampung Tado akan selalu menyaksikan
salah satu budaya Manggarai yang diperani oleh perempuan yang ada di desa wisata
tersebut. Uniknya dalam hal ini adalah wisatawan juga dilibatkan dalam menenun
diakhiri dengan melihat kain tenun manggarai yang sudah jadi sekaligus menjadi
bagian dari souvenir yang ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung.
4. Menganyam
tikar
Tikar
merupakan salah satu produk budaya manggarai yang biasanya selalu dibawakan
dalam bebeberapa ritual acara adat, seperti: pada saat upacara pesta kenduri,
pesta nikah. Selain itu juga tikar digunakan oleh masyarakat kampung Tado
sebagai alas tidur dana tau sebagai alas yang digunakan dalam berbagai ritual
adat Manggarai. Menganyam tikar merupakan dijadikan sebagai salah satu daya
tarik wisata yang dapat dilakukan secara langsung oleh wisatawan yang
berkunjung bersama masyakat kampung Tado.
5. Membuat
periuk dari tanah
Priuk
tradisional atau “lempe” dalam Bahasa Manggarai merupakan peralatan dapur tradisional
yang digunakan oleh masyarakat lokal kampung Tado dalam memasak air dan
menggoreng kopi dahulu sebelum adanya peralatan modern sekarang. Uniknya adalah
ketika “lempe” dijadikan tempat untuk penampungan air minum akan selalu segar
dan dingin.
Dalam
pembuatan ”lempe” menggunakan tanah liar dilanjutkan dengan pembakaran untuk
menguatkan ukiran dalam berbagai bentuk gaya dari proses pembuatan tahap awal.
Wisatawan yang berkunjung akan menyaksikan prosesi dari tahap awal sampai pada
tahap priuk layak digunakan.
6. Spider
Rice-field
Pada
desa wisata kampung Tado terdapat persawahan yang berbentuk jaringan laba-laba.
Daya tarik wisata ini sangat eksotis karena masih sangat eksis serta terawat
dengan baik oleh masyarakat lokal. Untuk melihat atraksi wisata ini wisatawan
melakukan kegiatan trekking ke golo Wesa merupakan salah satu gunung yang
berada di bagian Timur Kampung Tado. Kegiatan ini membutuhkan waktu ± 1-1.5 jam.
7. Pengobatan
Tradisional
Salah
satu yang menarik dari desa wisata kampung Tado dalam aktivitas wisata adalah
pengobatan tradisional. Konon implisit pengobatan tradisional pernah dijadikan
salah satu kajian akademis dari salah satu mahasiswa Amerika dalam mengambil
gelar master. Hasilnya bahwa pengobatan tradisional tersebut sangat efektif
dalam mengobati beberapa penyakit seperti: usus turun (inguinal), usus buntu
(Appendix), Maag, Lever dan beberapa penyakit lainya. Uniknya obat yang
digunakan adalah berasal dari daun-daunan dan akar tumbuh-tumbuhan yang dapat
ditemukan disekitar desa wisata Kampung Tado. Wisatawan yang berkunjung
diedukasi serta ditawarkan untuk mengkonsumsi obatan tersebut dalam bentuk air
alhasil dari rebusan dedaunan dan akar-akar.
3.2.2 Potensi pengembangan ekowisata
di kampung Tado
Selain itu terdaat beberapa potensi
ekowisata yang dapat dikembangkan oleh masyarakat lokal desa wisata kampung Tado
dalam meningkatkan motivasi wisatawan untuk berkunjung.
1. Menanam
padi di sawah Bancang
Salah
datu potensi aktivitas ekowisata dikampung Tado adalah menanam padi di sawah bancang
yang merupakan salah satu persawahan masyarakat lokal kampung Tado yang sangat
dekat dengan perkampungan serta distribusi airnya selalu stabil. Setiap
wisatawan berkunjung ditawarkan untuk memperoleh pengalaman baru dengan
melibatkan dalam aktivitas menanam padi. Selain itu akses menunju sawah bancang
cukup dekat dan tidak membutuhkan waktu lama. Hal lain yang dilakukan adalah
wisatawan dilibatkan dalam proses pembajakan sawah menggunakan kerbau dengan
melibatkan masyarakat lokal yang professional dalam membajak sawah menggunakan
kerbau.
2. Paket
untuk membuat sopi
Aset
wisata lain yang belum dikelolah dan menjadi potensi yang sangat tinggi untuk
diterapkan pada desa wisata Kampung Tado adalah paket membuat sopi. Setiap
wisatawan ditawarkan pengalaman baru selain membajak sawah yakni membuat sopi.
Mulai dari prosesi penentuan pohon Aren/enau yang layak sebagai sumber air
Tuak/Arak, proses pengambilan sampai pada proses pengaplikasianya menjadi
minuman sopi. Setelah itu wisatawan dilanjutkan dengan mengkonsumsi untuk
merasakan sopi sebagai minuman khas lokal. Menjadi sebuah daya dukung dalam
penerapan paket wisata ini adalah dimana pohon aren yang masih banyak dan
sangat cocok untuk ditanam pada daerah kampung Tado. Keberlanjutanya adalah
masyarakat lokal menjadi intensif dalam menanam tumbuhan aren/Enau pada
perkebunan Warga.
3. Paket
mengunjungi Gereja Tua kampung Tado
Desa
wisata kampung Tado juga berpotensi terhadap pengembangan wisata religi yaitu
mengunjungi Gereja Tua kampung Tado yang memiliki arsitek sederhana. Uniknya
dalam gereja ini adalah sistem pembuatanya hampir tidak memakan dana dari luar
tetapi berdasarkan gotong royong masyarakat lokal dalam menyediakan kayu dan
perlengkapan yang lainya.
Sistemnya
adalah dengan membagikan semua perlengkapak dan bahan pembuatan gereja pada
Sembilan sub-suku pada desa wisata kampung Tado. Pada bagian dalam gereja masih
terdapat peninggalan dari gereja dengan bentuk arsitek lama dengan nilai
sejarah yang sangat tinggi.
4. Paket
membuat souvenir Jambu Mete
Salah
satu souvenir yang dapat dibeli langsung oleh setiap wisatawan yang berkunjung
ke desa wisata Kampung Tado adalah Jambu mete yang dihasilkan oleh masyarakat
lokal desa wisata kampung Tado. Hal ini berpotensi menjadi bagian dari daya
tarik wisata yang dapat disuguhkan kepada setiap wisatawan yang berkunjung.
Wisatawan diedukasi mulai dari pemetikan jambu mete, tahap seleksi biji jambu
mete sampai pada tahapan olahan menjadi souvenir.
3.3
Rencana Pengembangan ekowisata di desa Wisata Kampung Tado
Dalam meningkatakan kegiatan pengembangan
aktivitas ekowisata di desa wisata kampung Tado adalah sebagai berikut:
1. Melakukan
kegiatan sosialisasi terhadap komperensif untuk masyarakat lokal pada desa
wisata kampung Tado.
Hal
ini sangat penting dilakukan untuk menyatukan persepsi bagi semua masyarakat
lokal dalam mengembangkan ekowisata dikampung Tado demi menunjang ekonomi
cadangan dari masyarakat lokal selain sebagai petani dan beberapa profesi
lainya. Kegiatan sosialisasi yang dilakukan adalah baik berupa keterlibatan
dari masyarakat lokal, bentuk dukungan yang harus dilakukan oleh masyarakat
lokal serta program kerja yang akan dilakukan dalam pengembangan ekowisata di
Kampung Tado.
Dalam
melakukan kegiatan sosialisasi terkait persamaan persepsi dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat lokal kampung Tado dapat melibatkan akademisi dan pelaku
pariwisata yang sangat peduli terhadap pengembangan ekowisata. Sehingga melalui
kegiatan tersebut masyarakat lokal dibekali dengan berbagai pengetahuan
pariwisata untuk menunjang kualitas pelayanan dan intensif dalam
keberpartisipasian.
2. Membuat
program kerja dalam tiga waktu, yakni: Program kerja jangka Pendek, program
kerja Jangka menengah dan program kerja jangka Panjang.
Program
kerja jangka pendek yang ditawarkan adalah bersifat mudah dan efekif untuk
dilakukan atau diimplementasikan oleh kelompok masyarakat atau masyarakat
seluruhnya.
Tabel 1.3
Program Kerja Jangka Pendek
No
|
Program
|
Waktu Pelaksanaan
|
1
|
Pembuatan
Website Resmi
|
Juli-Agustus
2019
|
2
|
sosialisasi
|
Agustus
2019
|
3
|
Pembuatan
dan penetapan Branding ekowisata Tado
|
Agustus-Oktober
2019
|
Untuk menyukseskan
program kerja jangka waktu pendek dilakukan seinergitas dengan berbagai pihak,
seperti akademisi para praktisi dan juga pelaku pariwisata.
Untuk
Program Jangka Menengah dalam pengembangan ekowisata dikampung Tado difokuskan
pada evaluasi setiap program yang dibuat dalam program kerja jangka pendek.
Tabel 1.4
Program Jangka Menengah
No
|
Program
|
Waktu Pelaksanaan
|
1
|
Evaluasi
|
November-Desember
2019
|
2
|
Pelatihan
pelayanan tamu
|
Oktober
2019
|
Dalam
melakukan program kerja jangka panjang dititik fokuskan pada keberlanjutan dari
program yang dibuat dalam program jangka pendek dan jangka menengah. Hal ini
bertujuan untuk menunjang efektivitas pengembangan aktivitas ekowisata di
Kampung Tado
Tabel 1.5
Program kerja Jangka Panjang
No
|
Program
|
Waktu Pelaksanaan
|
1
|
Sosialisasi
pemberdayaan masyarakat lokal dalam peningkatan kualitas pelayanan dalam
dunia akomodasi (homestay)
|
Desember
2019-Januari 2020
|
2
|
Bekerja
sama dengan akedemisi dalam melakukan berbagai kajian akademis dalam dunia pariwisata
di kampung Tado
|
Januari-maret
2020
|
3
|
Sinergitas
dengan tour operator dalam mendatangkan wisatawan
|
Januari
–Juni 2020
|
3. Pembuatan
paket wisata
Dalam
menunjang tercapainya kegiatan ekowisata, maka diperlukan pembuatan paket
wisata yang menarik yang dapat ditawarkan kepada wisatawan yang ingin
berkunjung atau pun yang sudah berkunjung ke desa wisata Kampung Tado.
Pembuatan paket wisata ini selanjutnya dapat diinformasikan pada website resmi
yang dibuat serta dapat disebarkan pada berbagai travel agent kovensional dalam
mendatangkan wisatawan. Paket wisata yang ditawarkan juga harus diperhatikan
dalam variatif paket sehingga wisatawan dengan bebas untuk memberika pemilihan
terhada paket yang ditawarkan.
Rekomendasi
paket wisata yang dapat ditawarkan kepada wisatawan ke desa wisata kampung Tado
adalah sebagai berikut:
1.
Full
Day Tour
Price:
350.000/Pax
Daya tarik:
Menonton Tarian Caci
Membuat tenunan dan
menonton cara menenun
Melihat pemebuatan periuk
tradisional
Include:
Tour Guide, Welcome Drink, Makan
Siang, air mineral
Exclude:
Tiping
untuk tour Guide, Mobil untuk menjemput, tip untuk penenun.
2. 2
Day/ 1 Nights
Price:
450.000/Pax
Daya Tarik:
Menonton Tarian Caci
Melihat proses pembuatan
periuk
Menganyam tikar
Hunting
Sunrise
Rice-field
panorama (Treking)
Include:
Makan
malam, tiket nonton caci, tiket nonton menenun, makan pagi dan makan siang, air
mineral, homestay, tour guide, welcome
drink.
Exclude:
Tiping untuk tour guide
3. 3
Days/2 Nights
Price:
600.000/pax
Daya tarik:
Menonton tarian caci
Sanda (Tarian
penyambuatan Tamu)
Tenun
Menganyam tikar
Pembuatan periuk
tradisional
Sunrise
hunting
Rice-filed
panorama
Include: 3 kali makan
siang, 2 kali makan pagi dan 2 kali makan malam, air mineral, Tour Guide,
Homestay, tiket nonton caci, tiket nonton tenun, air mineral, welcome drink.
Exclude:
tiping.
3.4
Strategi Pemasaran ekowisata
Dalam meningkatkan popularitas suatau
destinasi atau daya tarik wisata sangat diperlukan sebuah strategi pemasaran
yang efektif dan efisien sehingga dapat dikenal oleh banyak orang/wisatawan
baik skala lokal, Nusantaran maupun internasional. Efektivitas dalam membuat pemasaran wisata diera industry 4.0
sekarang adalah berpacu pada dunia internet. Segala informasi yang berkaitan
dengan daya tarik wisata pada suatu destinasi dioptimalkan dapat diinfomasikan
dalam dunia Interent. Efektivitas pemasaran melalui media social adalah bagian
dari memperkenalkan daya tarik wisata kepada wisatawan dengan membuat website
resmi dan dikelolah secara efektif serta selalu memberikan kebaharuan dalam
membagi informasi. Selain itu juga menerapkan sistem kerja sama dengan agent
konvensional dalam menjual paket wisata. Hal lain yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan minat wisatawan berkunjung adalah mengikuti kegiatan exibisi
tingkat nasional maupun internasional dengan menyiapkan berbagai paket wisata
dan video cuplikan singkat untuk dipertunjukan kepada wisatawan. Serta
menentukan target pasar yang bersifat actual market maupun potensial market.
Pada desa wisata kampun tado wisatawan yang berkunjung berasal dari dalam
negeri dan luar negeri/Mancanegara.
3.4.1 Aktual Market
Yang menjadi actual market pada desa
wisata kampung Tado adalah wisatawan nusantara yang berasal dari pulau Jawa
serta wisatawan mancanegara yang berasal dari negara Belanda, Prancis, German,
Italia, USA, Ingris, Belgia. Beberapa wisatawan yang berasal dari negara diatas
merupakan yang sudah melakukan kegiatan kunjungan wisata ke desa wisata Kampung
Tado.
3.4.2 Potensial Market
Yang menjadi potensial market wisatawan
mengunjungi desa wisata kampung Tado adalah wisatawan German, Prancis, USA,
Belanda. Hal ini disebabkan karena dominan wisatawan yang berasal dari beberapa
negara diatas merupakan bagian dari wisatawan yang suka untuk melakukan
kegiatan ekowisata dilihat dari gambaran secara garis besar kunjunganya.
3.5
Kendala dalam pengembangan ekowisata pada kampong Tado
Adapun beberapa kendala yang dihadapi oleh
penggelolah beserta masyarakat lokal kampung Tado dalam mengembangkan ekowisata
adalah sbb:
1. Masyarakat
lokal pada desa wisata Kampung Tado belum memiliki persepsi yang sama dalam
mendukung pengembangan aktivitas ekowisata. Sehingga dalam menyukseskan
berbagai program pengembangan baik dari skala pemerintah tingkat desa maupun
skala daerah atau nasional hanya segelintir orang yang ikut terlibat
2. Pengetahuan
tentang ekowisata masih sangat kurang. Ini didasari oleh tingkat pendidikan
pada bidang pariwisata yang masih kurang khususnya tenaga ahli
BAB
IV
KESIMPULAN
Desa
wisata kampung Tado berpotensi tinggi dalam pengembangan aktivitas ekowisata
dilihat dari faktor alam dan budaya yang masih terjaga yang dapat dijadikan
sebagai daya tarik wisata pada desa tersebut. Mulai dari sawah yang berbentuk
jaringan laba-laba sampai pada tarian caci dan beberapa tradisi lainya yang
sampai sejauh ini masih eksis dilakukan oleh masyarakat lokal kampung Tado. Hal
ini menyebabkan ekowisata sangat potensi tinggi untuk dikembangkan lebih
implisit guna untuk meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Akan
tetapi terdapat beberapa hambatan dalam penggembangan kegiatan ekowisata di
kampung Tado diantaranya adalah: belum memiliki persepsi yang sama dalam
pengembangan ekowisata, pengetahuan pariwisata yang masih minim dan sistem
penggelolaan sampah yang belum efektif.

Comments
Post a Comment